Thursday, 7 June 2018

Ga Usah Bingung, Ini Loh 5 Indikator Kamu Berisiko Sakit Jantung atau Tidak


Mumpung masih muda jangan pernah menganggap remeh penyakit jantung ya guys. Tahu ga sih kalo penyakit jantung itu bermula di masa-masa muda kita. untuk tahu kalo kita tuh berisiko sakit jantung atau tidak kali ini kita bakal membahas indikator-indikator yang perlu kita waspadai agar terhindar dari penyakit jantung.


For your information, di Indonesia sendiri penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu loh. Pada 2018 diperkirakan 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh dan lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi pada usia di bawah 60 tahun.
Nah mari kita simak apa saja sih indikator-indikatornya (Daviglus et al., 2016) 

1. Tekanan darah

Tekanan darah yang normal, yaitu berkisar dibawah 120/80 dan diatas 90/60, mampu mengurangi risiko kita terkena penyakit jantung. Tekanan darah yang tinggi (diatas 140/90) itu menunjukkan ada yang bermasalah dengan sistem jantung dan pembuluh kita.

Tekanan darah tinggi bisa disebabkan banyak hal seperti kadar kolesterol tinggi, asupan makanan yang terlalu banyak garam, sakit ginjal, merokok dan sebagainya.

2. Kadar kolesterol

Indikator kedua yaitu kadar kolesterol kita guys. Kadar kolesterol yang normal yaitu dibawah 200 mg/dl. Kalo kamu yang masih muda-muda ini punya kadar kolesterol yang tinggi, lebih hati-hati makannya ya guys.

Kolesterol ini merupakan salah satu lemak jahat yang membentuk sumbatan pembuluh darah. Kolesterol tinggi biasanya banyak terdapat pada makanan-makanan junk food.

 3. Indeks massa tubuh

Ini nih guys, salah satu yang penting juga untuk diperhatikan. IMT atau BMI (body mass indeks) dibuat untuk mengukur perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kita. BMI lebih dari 25 berisiko lebih tinggi terkena sakit jantung daripada yang BMInya kurang dari 25.

Kenapa sih kalo berat badan kita berlebih (overweight atau obesitas) lebih berisiko terkena sakit jantung? Karena biasanya orang yang kelebihan berat badan memiliki profil kolesterol yang buruk juga.

4. Merokok atau Tidak

Kalo kamu sudah terbiasa melakukan yang ini guys, sudah otomatis kamu punya satu tiket untuk terkena penyakit jantung. 

Kenapa sih merokok bisa berisiko terkena sakit jantung? Rokok mengandung banyak racun yang akan merusak banyak organ di tubuh kita guys, salah satunya adalah pembuluh darah jantung. Racun rokok akan mengakibatkan mikrolesi pada pembuluh-pembuluh darah kita. mikrolesi tersebut kemudian akan menimbulkan reaksi peradangan. Nah reaksi peradangan inilah berakibat lemak-lemak jahat mudah menempel di pembuluh darah jantung kita dan membentuk apa yang disebut atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah). Jika pembuluh darah jantung ini tersumbat total, timbulah serangan jantung.

Proses atherosklerosis ini lama loh guys. Makanya yang sejak muda sudah merokok, mereka tidak akan merasakan dampaknya sekarang guys, melainkan nanti di usia tua.

5. Riwayat diabetes

Gula darah juga penting loh guys buat dipantau secara berkala. Gula darah sewaktu yang normal itu dibawah 125 mg/dl. Orang yang gula darahnya tinggi lebih berisiko terkena penyakit jantung karena memiliki efek yang hampir mirip dengan merokok guys, merusak pembuluh darah.

Gula darah yang terlalu tinggi akan merusak pembuluh darah organ-organ salah satunya ginjal. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan berakibat tingginya tekanan darah. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terkena penyakit jantung.

Bagaimana, bisa dipahami kan? Kelima indikator ini memang sangat erat berkaitan ya guys. Orang yang obesitas juga berisiko terkena hipertensi dan diabetes juga loh. Sementara diabetes juga akan mengakibatkan darah tinggi.

Kapan sih sebaiknya kita mengecek indikator-indikator ini? Kita bisa mengecek kelima hal diatas dengan melakukan general check up di puskesmas atau di rumah sakit terdekat. Sebaiknya lakukan cek kesehatan umum setahun 2 kali ya guys terutama jika sudah usia 35 tahun keatas.

Tulisan selanjutanya akan membahas lebih jauh tentang kebiasaan hidup sehat untuk mencegah penyakit jantung. Stay tuned

Referensi:

Daviglus, M., Pirzada, A., DurazoArvizu, R., Chen, J., Allison, M., AvilésSanta, L., Cai, J., González, H., Kaplan, R., Schneiderman, N., Sorlie, P., Talavera, G., WassertheilSmoller, S. and Stamler, J. (2016). Prevalence of Low Cardiovascular Risk Profile Among Diverse Hispanic/Latino Adults in the United States by Age, Sex, and Level of Acculturation: The Hispanic Community Health Study/Study of Latinos. Journal of the American Heart Association, 5(8), p.e003929.

gambar: metromagazine.com



2 comments: